Liburan akhir tahun adalah momen yang dinanti banyak orang. Ada yang ingin pulang kampung, ada yang mengejar “healing” setelah setahun bekerja, ada juga yang sekadar ingin berkumpul bersama keluarga. Namun, periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga punya “tantangan tahunan”: tempat wisata penuh, lalu lintas padat, harga naik, dan cuaca yang sering berubah tanpa kompromi.
Jika Anda liburan bersama anak atau lansia, prioritaskan kenyamanan: pilih jadwal longgar, bawa obat, dan hindari berpindah lokasi terlalu sering.
Karena itu, sebelum Anda memesan tiket dan menyusun itinerary, ada baiknya memahami kegiatan akhir tahun yang sebaiknya dihindari. Tujuannya bukan untuk membatasi kesenangan, melainkan membuat liburan Anda lebih nyaman, lebih aman, dan lebih terkontrol dari sisi biaya. Di bawah ini adalah 6 aktivitas yang sering terlihat “wajar” saat liburan, tapi sebenarnya paling sering memicu drama perjalanan.
1) Mengunjungi Tempat Wisata yang Terlalu Padat
Mengunjungi destinasi populer saat akhir tahun memang menggoda, terutama jika tempat itu sudah lama masuk wishlist. Masalahnya, Anda bukan satu-satunya yang berpikiran demikian. Pada puncak Nataru, destinasi wisata unggulan biasanya mengalami lonjakan pengunjung besar, dan dampaknya terasa di mana-mana: antrean tiket, antrean makan, toilet penuh, parkir sulit, bahkan jalan menuju lokasi macet total.
Kalau Anda tetap ingin pergi, gunakan strategi “anti-sengsara”: pilih jam kunjungan pagi, beli tiket online, dan siapkan alternatif destinasi kedua jika kepadatan sudah tidak masuk akal. Alternatif yang sering lebih nyaman adalah wisata alam yang tidak terlalu viral atau hidden gem yang aksesnya lebih mudah.
2) Melakukan Perjalanan Jauh Tanpa Persiapan Matang
Nataru bukan waktu yang ideal untuk “berangkat dulu, nanti dipikirkan di jalan”. Cuaca bisa hujan deras, kabut, atau angin kencang. Selain itu, rest area dan tempat peristirahatan sering penuh. Ketika perjalanan jauh dilakukan tanpa cek kendaraan, tanpa bekal, dan tanpa rute cadangan, risiko stres meningkat dan waktu liburan justru habis di perjalanan.
Solusi praktisnya sederhana: lakukan pengecekan kendaraan (ban, rem, oli, wiper), siapkan rute alternatif, dan bawa kebutuhan dasar seperti air minum, obat pribadi, power bank, jas hujan, dan uang tunai secukupnya. Dengan persiapan ini, perjalanan lebih terkendali sekalipun kondisi jalan berubah.
3) Belanja Impulsif Karena Diskon Akhir Tahun
Diskon akhir tahun sering membuat orang “kalap” tanpa sadar. Banyak yang berujung membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan, atau terjebak promo yang tampak besar padahal harga awalnya dinaikkan terlebih dulu. Efek paling menyebalkan adalah: liburan terasa boros, dan awal tahun baru dimulai dengan dompet menipis.
Agar tetap aman, buat aturan sederhana: tetapkan budget belanja maksimal, buat daftar kebutuhan, dan beri jeda sebelum checkout (misalnya 12–24 jam untuk barang non-esensial). Jika Anda disiplin, Anda tetap bisa menikmati promo tanpa menyesal setelahnya.
4) Aktivitas Outdoor Tanpa Cek Prakiraan Cuaca
Camping, hiking, snorkeling, atau road trip alam sering jadi rencana favorit akhir tahun. Namun musim hujan membuat aktivitas outdoor punya risiko tambahan: jalur licin, banjir lokal, badai mendadak, hingga akses wisata ditutup tiba-tiba. Tanpa cek prakiraan cuaca, liburan bisa berubah menjadi operasi penyelamatan jadwal.
Sebelum berangkat, cek prakiraan cuaca dari sumber resmi, siapkan plan B (aktivitas indoor), dan bawa perlengkapan yang tepat seperti dry bag, sepatu anti-selip, serta jas hujan. Aktivitas outdoor tetap bisa dilakukan, tetapi harus berbasis data dan kesiapan.
5) Terlalu Banyak Bermain Gadget Saat Liburan
Banyak orang sibuk merekam dan mengunggah momen sampai lupa menikmati momen itu sendiri. Akhirnya, liburan terasa “cepat lewat”, tetapi yang tersisa hanya galeri penuh video. Ini tidak salah, namun perlu keseimbangan agar Anda tetap hadir secara nyata bersama keluarga atau teman.
Coba terapkan aturan ringan: ambil foto/video seperlunya, lalu simpan ponsel saat momen utama berlangsung (makan bareng, ngobrol, menikmati pemandangan). Liburan yang berkesan biasanya bukan yang paling banyak kontennya, tetapi yang paling terasa suasananya.
6) Makan Hidangan Tahun Baru Secara Berlebihan
Pesta akhir tahun identik dengan makanan manis, gorengan, dan bakar-bakaran. Menikmati semuanya boleh, tetapi kebablasan sering membuat tubuh drop: perut tidak nyaman, sakit kepala, gula darah naik, atau kolesterol meningkat. Dampaknya, sisa liburan jadi tidak optimal.
Cara paling aman adalah mengatur porsi, perbanyak air putih, dan imbangi dengan makanan berserat. Setelah makan berat, jalan santai 10–15 menit bisa membantu tubuh lebih nyaman.
Penutup
Akhir tahun adalah momen spesial, tetapi juga periode yang penuh risiko operasional: ramai, mahal, macet, dan cuaca berubah cepat. Dengan menghindari 6 aktivitas di atas—atau setidaknya menyiapkan strategi untuk mengelolanya—liburan Anda akan jauh lebih nyaman, aman, dan tidak boros.
1 Komentar